Masa pandemi yang berbarengan dengan bulan suci Ramadan benar benar menguji banyak rasa kemanusiaan. Menguji rasa syukur, menguji rasa sabar hingga amarah. Semua rasa bisa datang kapan saja. Bayangkan saja bagaimana ketiganya tidak bisa hadir berbarengan rasa rasa itu. Jika kamu diam dirumah SAJA lalu persendian ekonomi mu lumpuh, istrimu bilang beras habis, pampers si sulung juga tak ada lagi. Terang saja ketiga rasa itu akan datang mengeroyok mu. Tapi memang benar, dalam masa seperti saat ini yang amat paceklik, tak sedikit juga orang orang yang memilih untuk berbuat baik. Memberikan bantuan sembako secara pribadi, menggalang dana secara sukarela, dan membagikannya pada yang terdampak. Kurang mulia apa coba? Kebaikan yang diberikan tidak mengenal batasan kasta, usia, profesi bahkan agama dan jabatan dan tentu saja tidak boleh ditinggalkan partai politik. Semua berbaur saling membahu. Bisa dibilang biar beda warna yang penting harus terlihat rasa manusia. Tapi ya ...
Catatan Buruh Tinta