Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

“Bing”

Sebuah judul lagu yang belakangan ini kembali naik ke permukaan. Berkat salah satu film Indonesia terbaru yang bergenre drama comedi romantis. Film yang katanya hasil adaptasi dari drama korea "Miss granny" itu berhasil membuat lagu lawas ini akhirnya dikenal kembali oleh generasi muda. Lagu ini dinyanyikan ulang oleh pemeran utama film tersebut. Dari obrolan beberapa teman, saya kira pemeran utama itu berhasil membawakan lagunya. Mungkin sebelumnya kita bertanya-tanya, ini judul lagunya apa? Penyanyinya siapa? menyayat sekali. Lagu yang syarat dengan makna ini benar-benar menyayat hati pendengarnya. Terlebih lagu ini dinyanyikan dengan nada dan rasa yang tepat. Berhasilah ia mengoyak kedalaman jiwa. Liriknya yang benar jauh berbeda dengan lagu zaman sekarang. Kaya akan makna dan lebih mengutamakan rasa dalam setiap baitnya. Siapa sangka, lagu yang telah lama tenggelam ini ternyata punya cerita yang begitu dalam. Lagu ini diciptakan oleh salah seorang diva tanah air, yak...

Aritmophobia : 1. Perkenalkan

Senja itu, laut di pelabuhan Karangantu masih terlihat tak tenang. Angin mulai berdesir menggeser kubangan pasir yang terhempas air laut. Semakin bergeser ke laut, surut terlihat jelas di sekitar perairan Karangantu. Para nelayan mulai memasang jaringnya dan sebagian beranjak dari kapalnya, menambatkan di dermaga-dermaga. Burung camar mulai berterbangan hilir mudik menyambar air laut yang semakin tenang, dan hanya bertarung dengan desir angin, matahari pun begitu lugu, berparas jingga. Ku terka, mau tenggelam rupanya, sebab lembayung sudah semakin deras menjemputnya. Mungkin sudah dipanggil sang pemutar hari, atau kontraknya sudah habis, tapi matahari tak mungkin di outsourching, biar terbit dan terbenam semau sang pencipta, tak perlu menunggu biar dia berkehendak. Kalau sudah tenggelam siapa yang bisa menikmati lagi, kata orang matahari itu cuma dua kali indahnya, pagi hari dan sore hari. Tapi itu kubenarkan dan aku anggukan untuk berkata iya. Aku sepaham dengan mereka yang berkat...

Merah Jambu

T aukah kamu, menahan rindu pada yang amat kau rindukan akan berakibat fatal. Kau akan lumpuh dalam banyak hal. Lumpuh dalam pemikiran, perasaan, perbuatan dan mungkin yang lainnya. Tak bisa dipungkiri jika rindu adalah getaran yang amat dekat rasanya dengan hati. Rasa yang timbul dikarenakan adanya jarak.  Banyak kalangan muda mudi yang coba menahan rindu, namun kemudian tak sanggup. Dia bilang lebih baik menahan sakit perut daripada harus menahan rindu. Ada benarnya juga kang Pidi Baiq lewat kata-kata dilan si tokoh remaja lelaki yang amat fenomenal, katanya “Jangan rindu, berat. Kamu enggak akan kuat, biar aku saja,”. Entah berapa banyak yang telah menjadi korban dari perasaan rindu itu. Kebanyakan dari mereka menjadi layu, ada pula yang murung, bahkan menjadi hilang nafsu makan dan gairahnya. Rindu memang benar, semakin di pikirkan yang dirindu maka akan semakin dirindukan. Aku juga buka sok kuat, mau mencoba merasakan rindu. Bukan sok tegar atau jagoan seperti super ...