Langsung ke konten utama

Apa Aku Harus Berteriak Untuk Mengatakan Aku ini manusia ??

Menjadi seorang manusia itu ternyata tidak mudah, saat aku berada ditengah perjalanan, aku mengendarai sebuah sepeda motor, dengan kecepatan yang sedang, dan saat itu malam hari, apa yang kurasakan saat pertama ku akan memulai untuk mengendarai sepeda motor itu? Melihat keadaan jalan yang ramai denagn berbagai kendaraan, dan saling kejar mengejar diperjalanan, aku mulai ragu dan panic untuk mengendarainya. Namun kucoba mengendarainya, satu kilo meter, 2 kilometer dan seterusnya aku melihat berbagai hal disana, jalan yang rusak, jika sedikit saja aku masuk dalam jalan itu, aku pasti kesulitan untuk dapat melewatinya, dan berbagai kemungkinan akan terjadi, mungkin aku akan terjatuh dan terhenti perjalananku. Kemudian aku melihat kilasan cahaya lampu dari berbagai element benda yang ada disekitar jalan, dan aku melirik kekiri dan kekanan, dan tanpa sadar aku menginjak jalan rusak yang ada disekitar jalan itu yang tersembunyi dibalik jalan yang baik dan masih dilihat secara kasat adalah datar. Kemudian aku memperhatikan spidometerku, dan hanya beberapa detik saja padahal, namun telah bebeerapa kejadian yang ada diperjalan itu terlewatkan dan aku kaget dengan hal baru yang kulihat setelah aku memalingkan mataku kembali kejalan, kiri dan kanan, naik dan turun coba kuikuti setiap lekuk jalan itu dan disana aku melihat orang-orang dipinnggir jalan tengah hilir mudik dengan berbagai macam pakaian yang mereka gunakan, dan aku melirik dan sejenak berpikir, namun lamunanku merubah konsentrasiku untuk focus pada tujuanku mencapai akhir jalan ini. Lampu motor yang menerangi jalan dihadapanku menjadi panutan untuk ku melihat walau kadang aku tidak dapat melihat semuanya dengan jelas dan pasti. Huhhh aku terhenyak saat kendaraan lain menyalipku dan dengan tergesa saling mendahului namun tak jarang akupun melakukan hal yang sama dengan mereka, dengan cara yang tak jauh berbeda pula. Kadang banyak kendaraan yang berada dibelakangku membunyikan klaksonnya untuk membuatku menyingkir dari jalan mereka karena aku lambat mengendarainya dan aku berada di tengah jalan mereka. Walau sebenarnya tak perlu kukatakan aku mengendarai sepeda motorpun mereka sudah tahu ..
Jalanan memang gambaran realita kehidupan, aspek integrasi element yang ada didalam bagiannya menjadi satu tantangan yang harus dilewati…

Ingin mengambil makna dari setiap perubahan yang ada didepan mataku, walau bias…tapi nurani selalu tahu dan indera menutup setiap kebenaran yang ingin diucapkan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLITIK DAN KETIDAK DEWASAANNYA

D"opini" “Semakin dewasa perpolitikan itu semakin terlihat kacau, antara yang memaknai dan yang berperan dalam mendefinisikan kacau, elit hilir mudik mencari cara untuk membentuk kemenangan dengan jalan prestisius dalam anggapannya” Apa yang kita paham tentang politik? Apa yang kita paham tentang kedewasaan? Adakah kaitan dari kedua kata ini? Politik dan kedewasaan adalah sebuah proses saling bertoleransi dan saling bersikap untuk sebuah upaya yang lebih baik melalui sistem kesadaran. Jika kita berbicara politik dan kedewasaannya, maka kita akan membicarakan sebuah sistem yang telah tertata rapi dan telah terbentuk dengan sangat detail sehingga orang diluar atau actor politik akan dapat memahami alur yang berkembang. Sistem yang dimaksud adalah sebuah sistem yang berlandaskan kesadaran. Sistem yang berlandaskan kesadaran adalah tingkatan sistem yang telah mencapai titik sempurna dan telah berada dalam tingkatan teratas dari berbagai sistem yang ada, sebu...

Tentang "Jadi" Jurnalis

Menjadi seorang jurnalis adalah sesuatu yang berbeda. Walau tak sekeren profesi lain semisal dokter, PNS, pegawai BUMN atau lainnya yang berseragam. Tidak hanya kalah keren, tapi profesi ini pun belakangan lebih sering bergelut dengan stigma. Banyak kalangan yang menilai profesi ini tidak lebih dari sekedar mencari kesalahan orang. Lalu menukarnya dengan rupiah. Ah kejam sekali mereka yang berpandangan demikian. Tapi ku kira bukan hal yang salah juga pandangan itu muncul. Bagaimana tidak sitgma itu muncul, jika kemudian “kartu pers” bisa dengan mudah dibuat. Bisa dengan mudah digunakan sebagai kartu sakti. Mending kalau kartu itu digunakan oleh orang yang tepat, orang yang paham akan fungsi dan etikanya. Jika digunakan oleh segelintir oknum, rasanya itu yang membuat stigma ini muncul. Seharusnya ada pembatasan dan aturan, yang bisa menjaga ini. Agar tak sembarang orang bisa mengidentikan dengan profesi jurnalis dan sedikit-sedikit atas nama “Pers”. Bayangkan, ketika kartu sakti...

Perkara Gus dan Pedagang Es teh

  Credit foto : Detik.com Petruk bingung, belakangan, panggung media sosial hingga media massa, bahkan pos ronda ramai dengan berita tentang seorang Gus yang merupakan utusan presiden sekaligus tokoh ulama berseteru dengan netizen. Yah, petruk bilang berseteru dengan netizen karena bapak penjual es teh yang disebut "goblok" oleh utusan presiden itu tak berseteru langsung. Hanya saja hatinya mungkin merasa tersakiti ketika ucapan utusan presiden itu terlontar dengan lantang didepan hadirin yang banyak. Tapi kembali lagi hati orang siapa yang tahu. Tapi, ucapan pedas yang katanya hanya candaan itu ternyata menusuk dalam di relung hati banyak warganet. Terang saja, balasan hujatan terlontar lebih dari kata "goblok" pada utusan presiden itu. Luapan kekesalan netizen ditumpah ruahkan di berbagai platform media sosial.  Memang jangan sepelekan warganet atau netizen, kekuatannya lebih hebat daripada sebatas kekuatan orang dalam. Karena penjual es teh disakiti, semua netize...