Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Menabung, langkah kongkrit membentuk generasi anti Korupsi

Menabung, langkah kongkrit membentuk generasi anti Korupsi Rampok di negeri ini sudah tidak malu berkeliaran bebas, tersenyum wara wiri di liputan media masa. Berani jahat asal tak melarat, lebih malu hidup miskin daripada jadi tukang tipu, lupalah jadi manusia.             Kita sudah sering mendengar tentang kasus yang ramai dibicarakan orang. Kasus yang menyeret para aparat Negara. Merugikan banyak pihak, dan jelas itu adalah kejahatan yang nilainya jauh dari sekedar maling ayam atau maling sandal di masjid. Kalau perampokan jelas kita teriakan itu rampoknya yang bersenjata, dan berkelakuan keras dan kasar meminta harta yang di miliki korban secara paksa. Kalau dia maling jelas dia mengendap-ngendap agar tak diketahui orang. Dan jelas jika tertangkap, sudah pasti habis di amuk masa.             Tapi, kejahatan yang ini berbeda. Pelakunya sopan-sopan, dari kalangan ter...

Jangan Kenalkan Perihal Harta Tahta dan Wanita Sejak Dini

Jangan kenalkan Perihal Harta Tahta dan Wanita sejak Dini Selayang Pandang Bangsa amoral? Bangsa terkorup? Bangsa yang tak becus mengurus rakyatnya? Bangsa penindas kaum sendiri? Bangsa tak beradab? Akhir-akhir ini apakah Sering mendengar perkataan semacam ini di media bahkan di obrolan-obrolan para ahli agama, sosial dan politik? kalau saya iya, saya sering mendengar obrolan semacam ini, bahkan sudah sangat sering. Siapa yang pantas disalahkan untuk hal semacam ini? Sistemnya atau kah orangnya? Sebuah pertanyaan simalakama yang kita sebut debat kusir, tak ada habisnya jika kita mendebatkan hal sistem dan orang, dua hal yang saling bergantung dan tak mungkin dipisahkan. Seperti mendebatkan perkara telur dan ayam, mana yang duluan lahir, keduanya memiliki alasan yang kaut untuk dibantah hingga tak pernah ada jawaban yang pantas untuk dibenarkan. Dari survey yang dilakukan oleh transparency.org, sebuah badan independen dari 146 negara, tercatat data 10 besar Negara yang diny...

ANTARA SEKOLAH DAN SISINGAMARAJA

Pagi-pagi sekali jalanan masih sunyi, Cuma embun pagi yang suda hadir duluan. Suara Motor belum banyak,   sebenernya sih udah, Cuma yang punya eh yang mampu belinya baru sedikit. Kalo mobil? Jangan ditanya, mobil juga banyak, bahkan BMW juga sudah banyak di German, kalo dikampung saya sih belom ada. Pagi ini tidak seperti biasanya, ibu membangunkan ku, katanya mau diajak jalan-jalan. Padahal aku yakin itu ga jalan-jalan faktanya. Pasti ke suatu tempat, yang ditempat itu banyak tumbuhan, ada padi, jagung, sawit, cabe, tomat, rumput pun ada tapi ga ada rumput tetangga, yang ada rumput kaki gajah, yang biasa dimakan sapi. Aneh, sapi sekarang jadi karnivora, suka makan kaki gajah. Masih pagi begini, mata juga masih melek, tapi baru sebelah, si mamah sudah teriak-teriak dari dapur. Waduh ini, hari selasa di tahun berapa yah, tahun 1997 kalo ga salah. Kalo salah semoga ga dosa juga, nanti tinggal minta maap. Seorang wanita datang menghampiri, sejurus dua jurus mata saya mem...

PARADOKS itu Cinta

"kata Gue"                 Jadi manusia pasti pernah kan jatuh cinta? Pernah punya gebetan yang kemudian jadi mantan, mau mantan pacar atau mantan gebetan sekalipun. Atau kita juga pernah punya rasa cinta yang begitu gila, begitu menggebu pada manusia lainnya yang disebut wanita untuk ku pria, dan pria untuk mu wanita. Normal sih kalau gw bilang, yang ga normal itu kalau tak pernah merasakan semuanya. Kenapa normal? Karena itu artinya hati kita berjalan semestinya dan berfungsi dengan baik.                 Pernah menggilai? Pernah merindu dengan damai? Pernah merindu dengan kesah? Atau mungkin pernah merindu dengan gulana. Semuanya adalah bahasa cinta, baik itu di cintai ataupun mencintai. Semuanya terasa sama saja, sama-sama membuat kita berbunga.              ...