Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Tentang "Jadi" Jurnalis

Menjadi seorang jurnalis adalah sesuatu yang berbeda. Walau tak sekeren profesi lain semisal dokter, PNS, pegawai BUMN atau lainnya yang berseragam. Tidak hanya kalah keren, tapi profesi ini pun belakangan lebih sering bergelut dengan stigma. Banyak kalangan yang menilai profesi ini tidak lebih dari sekedar mencari kesalahan orang. Lalu menukarnya dengan rupiah. Ah kejam sekali mereka yang berpandangan demikian. Tapi ku kira bukan hal yang salah juga pandangan itu muncul. Bagaimana tidak sitgma itu muncul, jika kemudian “kartu pers” bisa dengan mudah dibuat. Bisa dengan mudah digunakan sebagai kartu sakti. Mending kalau kartu itu digunakan oleh orang yang tepat, orang yang paham akan fungsi dan etikanya. Jika digunakan oleh segelintir oknum, rasanya itu yang membuat stigma ini muncul. Seharusnya ada pembatasan dan aturan, yang bisa menjaga ini. Agar tak sembarang orang bisa mengidentikan dengan profesi jurnalis dan sedikit-sedikit atas nama “Pers”. Bayangkan, ketika kartu sakti...

Tentang Kopi,

S iapa yang tak tahu kopi? Tapi mungkin saya salah, bisa saja di antara miliaran manusia dan ada yang tak tahu minuman ini. Buah yang tumbuh segar di daerah beriklim tropis ini memang memiliki banyak penggemar. Beruntung Indonesia menjadi salah satu daerah yang memiliki iklim tersebut, di lewati khatulistiwa membuat tanaman ini bisa hidup dengan subur. Di Indonesia sendiri tumbuh puluhan bahkan lebih jenis kopi. Bagi mereka yang menggilainya dan paham rasanya, mereka bisa membedakan rasa dan aromanya. Bahkan tak jarang, demi secangkir kopi mereka rela habiskan kocek yang tidak sedikit. Tapi tidak untuk saya, saya adalah salah satu orang yang selalu gagal menikmati kopi. Beberapa kali mencoba menikmati kopi, tapi untuk saya biasa saja. Minum kopi hanya sebatas penghilang dahaga semata. Minuman yang selama ini dikenal dengan mitosnya dapat membuat melek mata. Bisa membuat bodoh, dan hal-hal negatif lainnya. Setidaknya itu mitos yang akrab dengan telinga saya dulu sewaktu kecil ...

Mencurigai Kebaikan

K ebaikan sebenarnya adalah sesuatu yang dilakukan dengan landasan tulus dan ikhlas. Tanpa pamrih dan berharap akan berbalik pula kebaikan itu pada kita. Bahkan berharap akan pahala pun itu pamrih. Kebaikan semuanya didasarkan atas rasa sadar diri. Tapi apa jadinya kalau dalam perbuatan yang mulia itu ada istilah “Mencurigai kebaikan”. Tak elok rasanya kita berbicara itu. Namun itulah fakta yang terjadi dalam dunia pergaulan dan sosialita kita saat ini. Pengalaman kita lah yang mengajarkan istilah itu muncul. Pengalaman disalah artikannya kebaikan yang telah kita lakukan dengan tulus ikhlas. Ceilah, seperti cinta yang dibalas pengkhiatan. Atau kata pepatah kebaikan dibalas air tuba. Contoh kasusnya? Semisal, ada teman yang ingin meminjam uang pada kita. Alasannya disampaikan dengan amat resah. Buat berobatlah, buat bayar kuliah lah, atau lainnya. Tapi dalam hati, kita sudah berkata “benar enggak yah dia butuh uang itu untuk keperluan blablablablaa…”. Percakapan hati itu mun...

Jurnalisme Marketing atau Marketing Jurnalisme

J urnalisme selalu identik dengan pemberitaan. Identik pula dengan fakta yang disebarkan. Identik dengan relasional. Identik pula dengan kritis dan sedikit membangkang. Marketing selalu identik dengan uang. Identik pula dengan pencapaian atau pun target. Identik dengan iklan. Identik juga dengan lemah lembut dan rayuan. Jurnalisme dan marketing ku pikir bukan dua hal yang sama atau pun bisa saling berdampingan. Dua hal yang jauh berbeda dan berada pada tataran prinsipil. Namun dua hal yang bisa ada dalam satu perusahaan tapi tidak bisa dikerjakan oleh orang yang sama. Kamu harus konsisten dan tegas memilih menjadi jurnalis atau marketing. Bila kita sudah memilih salah satunya, tapi kemudian harus melakukan keduanya, ku rasa itu pemunafikan untuk diri sendiri. Bukan tak professional, tapi sulit untuk dijalankan. Kritis itu tak bisa disandingkan dengan rayuan. Pernah dengar orang yang mengkritisi tapi merayu untuk dapat sesuatu. Seolah memukul namun ingin dirangkul. Itu tak b...