Langsung ke konten utama

Kenapa Inter Layak Disebut Tim Terbaik Mourinho?

Jose Mourinho
Siapa tak kenal Jose Mourinho. Pelatih yang fenomenal karena berhasil membawa Porto alis klub liga Portugal menjuarai Liga Champions. Walau karakternya yang lebih sering memperlihatkan negatif football, namun tak bisa dinafikan jika Mourinho adalah jaminan kemenangan. Benar sabdanya, "Permainan indah hanya akan dikenang satu malam, sedangkan kemenangan akan dikenang selamanya,".

Buat apa Tiki Taka jika akhirnya mati gaya karena tak jadi juara. Mendingan parkir bus tapi bisa angkat tropi dong cuy. Ya ga sih Jose, ngopi dulu kita.

Mourinho yang berulang tahun ke 56 pada 26 Januari juga sempat membawa beberapa tim binaan lainnya merasakan juara yang sama.

Sebut saja Internazionale Milano. Raksasa Italia yang sudah puasa gelar Liga Champions selama 40 tahun itu pun dibawanya mencapai gelar tertinggi di tanah Eropa. Tidak tanggung tanggung, pelatih asal Portugal itu membawa I Nerazzuri meraih Trebel Winner alias tiga gelar dalam semusim. Yah betul, tiga gelar itu adalah Liga Champions, Scudetto dan piala Copa Italia.

Capaian yang hanya bisa dirasakan oleh sedikit klub Eropa saja. Belum lagi keberhasilannya membawa tim lainnya meraih gelar liga, semisal Chelsea yang berhasil merasakan gelar liga berkat tangan dinginnya untuk pertama kalinya sejak klub itu berdiri.

Wajar saja jika Mourinho menjadi sosok yang banyak sesumbar. Sebab omongannya tak pernah mendustai. Alias Mourinho tak pernah ingkar janji seperti Merapi.

Nah, dari sekian banyak klub yang di binanya tersebut, Mourinho menjatuhkan pilihan pada Internazionale Milano sebagai tim yang paling berkesan. Karena dari sekian tim yang dilatihnya hanya inter saja yang berhasil Trebel Winner. Kalau enggak setuju, silahkan digugat ke mahmilub.

Selain itu, komposisi pemain inter kala itu pun tidak sebegitu mewah jika dibandingkan dengan beberapa lawan tangguh lainnya di perhelatan kompetisi masa itu seperti Chelsea, Barcelona, hingga Bayern Munchen. Wajar saja jika tim ini diberikan tempat khusus. Belum lagi perpisahan harunya dengan punggawa inter kala itu yang membuatnya berderai air mata. Ia berpisah sebagai pahlawan dan legenda klub biru hitam.

Andai saja sosok yang menyebut dirinya the spesial one ini berani datang ke tanah air. Lalu menjatuhkan pilihannya untuk melatih timnas, bisa saja kita merasakan gelar yang sudah lama dinanti. Minimal kita bisa rasakan gelar piala kemerdekaan. Bosan dijajah terus sepak bola kita.

Selamat ulang tahun Jose, Forza.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLITIK DAN KETIDAK DEWASAANNYA

D"opini" “Semakin dewasa perpolitikan itu semakin terlihat kacau, antara yang memaknai dan yang berperan dalam mendefinisikan kacau, elit hilir mudik mencari cara untuk membentuk kemenangan dengan jalan prestisius dalam anggapannya” Apa yang kita paham tentang politik? Apa yang kita paham tentang kedewasaan? Adakah kaitan dari kedua kata ini? Politik dan kedewasaan adalah sebuah proses saling bertoleransi dan saling bersikap untuk sebuah upaya yang lebih baik melalui sistem kesadaran. Jika kita berbicara politik dan kedewasaannya, maka kita akan membicarakan sebuah sistem yang telah tertata rapi dan telah terbentuk dengan sangat detail sehingga orang diluar atau actor politik akan dapat memahami alur yang berkembang. Sistem yang dimaksud adalah sebuah sistem yang berlandaskan kesadaran. Sistem yang berlandaskan kesadaran adalah tingkatan sistem yang telah mencapai titik sempurna dan telah berada dalam tingkatan teratas dari berbagai sistem yang ada, sebu...

Tentang "Jadi" Jurnalis

Menjadi seorang jurnalis adalah sesuatu yang berbeda. Walau tak sekeren profesi lain semisal dokter, PNS, pegawai BUMN atau lainnya yang berseragam. Tidak hanya kalah keren, tapi profesi ini pun belakangan lebih sering bergelut dengan stigma. Banyak kalangan yang menilai profesi ini tidak lebih dari sekedar mencari kesalahan orang. Lalu menukarnya dengan rupiah. Ah kejam sekali mereka yang berpandangan demikian. Tapi ku kira bukan hal yang salah juga pandangan itu muncul. Bagaimana tidak sitgma itu muncul, jika kemudian “kartu pers” bisa dengan mudah dibuat. Bisa dengan mudah digunakan sebagai kartu sakti. Mending kalau kartu itu digunakan oleh orang yang tepat, orang yang paham akan fungsi dan etikanya. Jika digunakan oleh segelintir oknum, rasanya itu yang membuat stigma ini muncul. Seharusnya ada pembatasan dan aturan, yang bisa menjaga ini. Agar tak sembarang orang bisa mengidentikan dengan profesi jurnalis dan sedikit-sedikit atas nama “Pers”. Bayangkan, ketika kartu sakti...

Perkara Gus dan Pedagang Es teh

  Credit foto : Detik.com Petruk bingung, belakangan, panggung media sosial hingga media massa, bahkan pos ronda ramai dengan berita tentang seorang Gus yang merupakan utusan presiden sekaligus tokoh ulama berseteru dengan netizen. Yah, petruk bilang berseteru dengan netizen karena bapak penjual es teh yang disebut "goblok" oleh utusan presiden itu tak berseteru langsung. Hanya saja hatinya mungkin merasa tersakiti ketika ucapan utusan presiden itu terlontar dengan lantang didepan hadirin yang banyak. Tapi kembali lagi hati orang siapa yang tahu. Tapi, ucapan pedas yang katanya hanya candaan itu ternyata menusuk dalam di relung hati banyak warganet. Terang saja, balasan hujatan terlontar lebih dari kata "goblok" pada utusan presiden itu. Luapan kekesalan netizen ditumpah ruahkan di berbagai platform media sosial.  Memang jangan sepelekan warganet atau netizen, kekuatannya lebih hebat daripada sebatas kekuatan orang dalam. Karena penjual es teh disakiti, semua netize...