Budaya
SERANG,(Mosaic)
Bedol
Pamarayan yang dahulu kerap dilakukan di sekitar Bendungan Pamarayan, Desa
Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal kini sudah tidak pernah dilakukan lagi.
Padahal jika acara tahunan tersebut kembali dilaksanakan diyakini bisa menarik
minat wisata yang ada di Kabupaten Serang.
Pada
masanya, Bedol Pamarayan ini merupakan agenda tahunan masyarakat setempat.
Prosesinya dilakukan dengan membuka 8 pintu aliran bendungan gerak Pamarayan.
Setelah itu, air dari bendungan tersebut akan mengalir dengan derasnya hingga
membuat air di Sungai Ciujung ikut terbawa. Karena derasnya air tersebut,
akibatnya sungai menjadi dangkal dan ikan banyak yang mabuk.
Kemudian
masyarakat berlomba-lomba menangkap ikan dari bendungan tersebut. Tradisi ini
sudah dilaksanakan sejak zaman Belanda. Tradisi ini biasa dilaksanakan setiap
tanggal 10 Oktober setiap tahunnya, tujuannya adalah untuk mencitrakan bahwa
Bendungan Pamarayan merupakan milik semua masyarakat. Kegiaten ini menjadi
pesta rakyat warga sekitar Pamarayan dan kerap diikuti secara meriah oleh warga
sekitar. Namun sayang, tradisi tahunan ini sudah sejak lama tidak pernah
dilaksanakan lagi. Masyarakat pun nampak rindu dengan pesta rakyat tersebut.
Bahkan
beberapa bulan lalu, sempat masyarakat tertipu. Masyarakat saat itu banyak yang
telah berkumpul di jembatan bendungan Pamarayan. Jembatan dipenuhi ratusan
orang saat itu. Pada hari itu bertepatan tanggal 10 Oktober 2016, mereka
mengira akan dilaksanakan bedol bendungan. Namun setelah berjam-jam menunggu
bahkan ada yang sudah mempersiapkan alat tangkap, mereka harus kecewa. Lantaran
isu bedol pamarayan hanya isapan jempol kala itu.
Seorang
warga Pamarayan Haerudin mengatakan, tradisi bedol Pamarayan ini sudah lama
tidak dilaksanakan. Padahal setiap acara ini berlangsung kerap meriah, dan
banyak warga yang turut serta dalam tradisi ini. Sebab acara ini sudah seperti
pesta rakyat bagi masyarakat sekitar. Dirinya berharap tradisi ini tidak hilang
dari peredaran dan bisa kembali dilaksanakan. “Sudah sejak 2009 enggak
dilaksanakan,”katanya beberapa waktu lalu.
Bupati
Serang Ratu Tatu Chasanah menyayangkan jika acara tahunan ini sudah tidak
pernah dilaksanakan lagi. Padahal acara ini bisa menarik minat masyarakat yang
sangat antusias untuk datang ke Kabupaten Serang. “Saya dapat informasi bahwa
dulu di Bendung Pamarayan ini ada tradisi namanya Bedol Bendung Pamarayan. Tapi
sejak saya menjabat sebagai Bupati Serang, kegiatan ini sudah tidak pernah
ada,”ujarnya.
Menurutnya,
jika acara ini kembali dilaksanakan, bukan hanya masyarakat sekitar Pamarayan
dan Cikeusal yang akan ikut dalam kegiatan tersebut, namun masyarakat dari luar
Kabupaten Serang, bahkan Banten pun bisa tertarik untuk menyaksikan. Menurut
saya ini potensi dari pariwisata yang bisa kita kembangkan,”katanya.
Pihaknya
akan mencoba untuk mengkses kembali kegiatan tersebut agar bisa diagendakan
setiap tahun nantinya. Oleh karenanya kedepan diharapkan Bedol Bendung
Pamarayan ini bisa masuk menjadi kalender wisata Kabupaten Serang.
Pelaksanaannya nanti tidak hanya berlomba menangkap ikan, namun bisa
menampilkan kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Serang. Dengan demikian,
masyarakat luas akan bisa mengetahui jika di Banten ini memiliki berbagai
kesenian dan tradisi. “Nanti coba saya akses karena ini kewenangan dari balai
besar kita akses supaya agenda ini bisa ada lagi. Semoga nanti bisa diagendakan
kegiatan tersebut,”tuturnya.
Komentar
Posting Komentar