Langsung ke konten utama

Sudah Waktunya Dipecat?

Jika hari mu murung, tidak semangat dan banyak masalah sudah dipastikan itu pendukung Inter Milan.

Perjalanan musim ini sudah dipastikan tidak berjalan mulus. Sejumlah kekalahan mewarnai tim besutan Luciano Spalletti tersebut.

Dari 22 pertandingan yang sudah di jalani di Serie A, tim milik Shuning Grup ini hanya mampu menang 12 kali, kalah 6 kali dan seri 4 kali. Belum lagi harus tersingkir dari fase grup Liga Champions dan perempat final Copa Italia.

Dengan demikian jelas tim ini sudah tidak berada di jalur yang tepat. Sejumlah komentar negatif pun mulai menerpa tim kota mode tersebut. Mulai dari ruang ganti yang tidak harmonis hingga disebut telah disusupi agen tim lawan.

Waduh.

Kalau sudah di posisi ini, siapa yang patut disalahkan. Sejumlah netizen pun tak segan menyebut kesalahan ini mutlak milik manejemen dan pelatih Luciano Spalletti. Taktik bermain hingga transfer yang sudah tidak akurat dan tidak berjalan baik menjadi penyebab utama tim  terseok-seok musim ini. Coba saja pikir, ditengah krisis linu tengah, Nerazzuri malah mendatangkan seorang wing back Cedric Soares. Lalu ketika sejumlah pemain menunjukkan performa buruk, tapi tetap saja dia menjadi pilihan utama. Bahkan akhir akhir ini tim sudah seperti tidak punya visi bermain.

Tapi dengan sejumlah hasil minor tersebut, apakah layak dibebankan kepada Spalletti seorang? Lalu membiarkannya keluar dari kursi pekerjaannya dan menjadikanya penganguran? Untuk saat ini saya pikir itu jalan terbaik. Bukan tidak manusiawi jika dia menganggur lalu kita dianggap tidak memikirkan keluarganya yang menanggung hidup dari pekerjaannya. Tapi ini demi satu tujuan bertahan di zona empat besar.

Oke opa, lebih baik kita akhiri saja dan kita bercerai. Sebagai Interisti saya gerah jika setiap musim kita hanya berharap juara, tapi kenyataanya tim ini selalu gagal meraih ekspektasi. Sampai kapan kita ada di posisi ini?

Kita selalu memulai dengan kondisi yang baik sejak awal musim. Namun setiap kali berada di pertengahan musim tim seolah kehilangan visi bermain. Okeh, lebih baik setiap pertengahan musim ganti pelatih. Saya yakin itu yang ada dibenak kebanyakan Interisti. Tapi tidak semudah itu mukidi, walau pelatih itu hanya pekerja kontrak tapi dia dilindungi undang undang Kemenaker. Tak bisa semuda itu main putus kontrak, apalagi sekarang sudah dilarang memberlakukan praktik outsourcing. Bukannya mengejar kalender 2010 malah salah-salah masuk bui dan terdegradasi.

Musim ini yang bisa kita harapkan adalah banyak banyak berdoa dan shalatlah di sepertiga malam. Panjatkan doa semoga tim ini bisa lebih baik dan menuju hari yang gemilang penuh kemenangan. (*)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLITIK DAN KETIDAK DEWASAANNYA

D"opini" “Semakin dewasa perpolitikan itu semakin terlihat kacau, antara yang memaknai dan yang berperan dalam mendefinisikan kacau, elit hilir mudik mencari cara untuk membentuk kemenangan dengan jalan prestisius dalam anggapannya” Apa yang kita paham tentang politik? Apa yang kita paham tentang kedewasaan? Adakah kaitan dari kedua kata ini? Politik dan kedewasaan adalah sebuah proses saling bertoleransi dan saling bersikap untuk sebuah upaya yang lebih baik melalui sistem kesadaran. Jika kita berbicara politik dan kedewasaannya, maka kita akan membicarakan sebuah sistem yang telah tertata rapi dan telah terbentuk dengan sangat detail sehingga orang diluar atau actor politik akan dapat memahami alur yang berkembang. Sistem yang dimaksud adalah sebuah sistem yang berlandaskan kesadaran. Sistem yang berlandaskan kesadaran adalah tingkatan sistem yang telah mencapai titik sempurna dan telah berada dalam tingkatan teratas dari berbagai sistem yang ada, sebu...

Tentang "Jadi" Jurnalis

Menjadi seorang jurnalis adalah sesuatu yang berbeda. Walau tak sekeren profesi lain semisal dokter, PNS, pegawai BUMN atau lainnya yang berseragam. Tidak hanya kalah keren, tapi profesi ini pun belakangan lebih sering bergelut dengan stigma. Banyak kalangan yang menilai profesi ini tidak lebih dari sekedar mencari kesalahan orang. Lalu menukarnya dengan rupiah. Ah kejam sekali mereka yang berpandangan demikian. Tapi ku kira bukan hal yang salah juga pandangan itu muncul. Bagaimana tidak sitgma itu muncul, jika kemudian “kartu pers” bisa dengan mudah dibuat. Bisa dengan mudah digunakan sebagai kartu sakti. Mending kalau kartu itu digunakan oleh orang yang tepat, orang yang paham akan fungsi dan etikanya. Jika digunakan oleh segelintir oknum, rasanya itu yang membuat stigma ini muncul. Seharusnya ada pembatasan dan aturan, yang bisa menjaga ini. Agar tak sembarang orang bisa mengidentikan dengan profesi jurnalis dan sedikit-sedikit atas nama “Pers”. Bayangkan, ketika kartu sakti...

Perkara Gus dan Pedagang Es teh

  Credit foto : Detik.com Petruk bingung, belakangan, panggung media sosial hingga media massa, bahkan pos ronda ramai dengan berita tentang seorang Gus yang merupakan utusan presiden sekaligus tokoh ulama berseteru dengan netizen. Yah, petruk bilang berseteru dengan netizen karena bapak penjual es teh yang disebut "goblok" oleh utusan presiden itu tak berseteru langsung. Hanya saja hatinya mungkin merasa tersakiti ketika ucapan utusan presiden itu terlontar dengan lantang didepan hadirin yang banyak. Tapi kembali lagi hati orang siapa yang tahu. Tapi, ucapan pedas yang katanya hanya candaan itu ternyata menusuk dalam di relung hati banyak warganet. Terang saja, balasan hujatan terlontar lebih dari kata "goblok" pada utusan presiden itu. Luapan kekesalan netizen ditumpah ruahkan di berbagai platform media sosial.  Memang jangan sepelekan warganet atau netizen, kekuatannya lebih hebat daripada sebatas kekuatan orang dalam. Karena penjual es teh disakiti, semua netize...