Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Memotong Nafsu Binatang tak semudah memotong Binatang Qurban

Sepotong kadang hanya terlihat bagian yang kecil jika dibandingkan dengan sebelah, tapi rasanya tak salah jika ungkapan itu ada dalam bagian kata-kata yang terucapkan oleh bibir manusia, sepanci Soup yang tadi ku buat ternyata juga masih lebih banyak dari yang diberikan tetanggaku, tapi ku bandingkan dan kumakan rasanya berbeda, semangkuk itu lebih berarti dibanding sepanci yang ku buat, sebelum semangkuk itu datang sepanci ini terasa nikmat dan bahagia dengan puas hati rasanya, namun semangkuk itu memupus segalanya seperti menjadi pembanding yang menang dan takarannya jauh dari milikku, puas? Sudah tidak ternyata, satu hal yang ku bingkai erat adalah setiap kepuasan itu ada bandingannya yang menjadi tolak ukurnya. Secantik gadis-gadis yang ada di sekitarku dan dengan rambut terurai hitam, bola mata bagai mutiara yang berkerlip terang, dan bibir ranum nyatanya tak sebanding dengan mereka yang anggun dan sikap yang rupawan menutup setiap kepuasan mensyukuri nikmat. Bahwa yang ...

Suasana Belajar Akademisi yang Hilang, Menjadi Aspek Pemicu Keterpurukan Prestasi Kampus

Kampus adalah sebuah lembaga yang dapat dikatakan tempat berkumpulnya kaum intelektual yang tergolong dalam manusia beretika dan berilmu, segala pemahaman terdapat disana, ketika kita baru masuk dalam kehidupan dunia kampus kita akan tercengang ebtapa beragamnya ideology yang dimiliki oleh setiap individu dan membentuk sebuah golongan yang saling menyokong. Ideology kiri, kanan atau pertengahan pun ada disana, semua berkembang seperti jamur dimusim semi. Tak dapat dipungkiri bahwa iklim yang terjadi adalah menghangatnya suhu dalam pergaulan demokratisasi interaksi antar manusia di kitaran kampus tersebut, hingga berkembang menjadi faham akut yang dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari penganutnya. Ketika kita berbicara tentang pola pikir dari mahasiswa selau individu dalam lembaga tersebut, tentu kita tidak dapat menyalahkan atau membenarkan satu aspek semata namun kita mencoba melakukan pola pikir yang cover bothside atau melihat dari berbagai sudut pandang pembenaran dan ...

BANTEN di Angka 13

13 tahun sudah Banten berdiri dan menjadi bagian dari provinsi yang independent dalam pemerintahan NKRI, telah banyak hal terlewati, telah banyak pula yang menjadi cengkraman keresahan dalam kehidupan masyarakat selama ini. 13 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjadikan dewasa sebuah daerah, telah berbagai sistem otonomi diterapkan dalam pemerintahannya yang seharusnya telah menjadikan Banten salah satu daerah yang berkembang pesat, dengan merujuk pada akses geografis yang letaknya tidak jauh dari ibukota Negara (Jakarta), potensi alam yang berlimpah seakan menjadi kekayaan yang telah Tuhan berikan dan limpahkan untuk kemaslahatan umat manusia yang terlahir dan hidup di Banten dan menjadi bagian dari masyarakat Banten. 13 Tahun adalah usia dimana seorang anak telah mencapai akhil balighnya, bagaimana mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang benar, begitu pula Banten, dalam usia saat ini seharusnya telah mampu menjadi daerah yang besar dan mandiri tahu ...

On Going Proses

         H idup kadang terasa hampa dan kita hanya berjalan seiring waktu, tapi kadang kita tersesat dalam satu keadaan yang kita sebut "masalah" hanya sebaatas itu aku mendefinisikan setiap hal senjang adalah masalah. ada dua hal yang menjadi konsep berpikir setiap orang, pertama berpikir gimana nanti dan kedua berpikir nanti giman. tergantung kita berada pada tataran mana sebagai manusia, kita tidak perlu membantah setiap hal yang terlahir dari kedua konsep itu, karena semakin di bantah, akan semakin terlihat bahwa hal itu benar apa yang di pikirkan dan apa yang terjadi dalam kenyataan mereka saling mengembangkan sehingga tidak akan pernah sama dan selesai. kenyataan hari ini di falsifikasikan oleh kenyataan besok dan kenyataan esok akan mengubah apa yang diketahui. Dalam hal ini kita mencoba untuk terus memperbaharui diri, setiap perubahan pasti akan diikuti oleh hal lainnya seperti tanggung jawab, hak dan kewajiban pun ikut berubah. maka...

ombak malam

berisik seperti apa coba kamu bayangkan? saat ini, ombak yang ada di sampingku masih bersahabat, dan aku tak lagi bersenda gurau dengan udaranya, aku hanya bercerita tentang setiap jengkal rasa kesal yang hadir, tapi kamu bilang tak perlu diam.. "tak perlu berteriak jika ingin berbicara" "sebenarnya aku yang berteriak apa ombak yang terlalu besar?" "suaramu yang terlalu rintih" "ah aku rasa ombak yang terlalu egois" "jangan berisik, kamu membangunkan setiap angin yang tertidur di sisi laut ini" "ah mana mungkin, suara ku tak lebih besar dari sepi yang hinggap" "jangan bodoh bercap dan menyangkal" "ah rasanya tak sebodoh itu aku menari diatas setiap kebodohanku sendiri" "kalau kau cerita, ceritakan saja gelisahmu tapi simpan sebagian" "untuk apa ? kamu mau kusisakan sebagian, rasanya tak perlu, aku masih sanggup" "jangan egois" "aku masih berteriak dan dia ma...

Barisan Kursi Patah Hati

         T ak terbilang mungkin jika ku hitung dengan jari-jari di kaki dan tangan ku, seberapa banyak rasa sesal yang mendalam yang telah terurai menjadi potongan dan molekul molekul tak hingga, dan terbias seperti awan hitam yang merajut di balik sejumlah sel, terpolarkan dan terkristalisasi dalam gumpalan daging yang merah marun, dan berbintik seperti blackhold di sisi terang matahari, ada seiring yang tak berbias dan tak mampu mengangkat senyum, bibir yang dulu indah tersenyum disetiap sudut kini hanya menjadi gumpalan daging tak berirama, hampa dan ketus atau mungkin culas. Dulu rasa malu selalu hadir dalam setiap getaran yang merajut didalam daging dan meresahkan setiap sikap, seperti sebuah gelas kaca tipis yang bernano meter tebalnya yang ku pegang dan hampir jatuh tersenggol meja, lalu ku tangkap perlahan dan tak kena, hingga akhirnya pecah. Diperlakukan istimewa dan terjaga seperti tak ingin retak dan tak ingin terguncang sedikitpun namun p...

AWAL RAMADHAN BUKAN AJANG POLITISASI

Oleh : Dindin Hasanudin      S ebenarnya, jika berbicara tentang bulan Ramadhan, pasti tidak akan terlupa atau tertinggal dengan obrolan terkait Isbat atau sidang penentuan bulan Ramadhan di mulai, dan setiap tahun agenda rutin ini selalu diselenggarakan, acapkali pula hanya menimbulkan banyak kesimpang siuran, bagaimana tidak, kalender yang telah ada dan dibuat tidak lagi menjadi patokkan dalam menentukan awal Ramadhan, sidang Isbat yang dihadiri oleh berbagai ormas dari berbagai daerah dan berbagai golongan kepercayaan islam menjadi suatu hal yang menarik bagi kita untuk terus di analisa perilakunya. Tidak jarang pula agenda Isbat ini hanya menimbulkan kericuhan dalam keberadaannya, selain itu juga hal ini telah mengikis sedikit demi sedikit makna Ramadhan bagi masyarakat yang menjalankannya sendiri, bagaimana tidak? bulan suci yang seharusnya menjadi sebuah bulan bermakna dan dirasakan bersama secara serentak oleh umat muslim menjadi hambar dan kurang kebermakna...