kusapa siang ini dengan sebuah makna hidup sosial, yang masih kumaknai imajiner adalah benar dalam kehidupan sosial.
Banyak
orang bilang, hidup itu akan selalu dipenuhi berbagai tuntutan, dicerca orang,
dijatuhkan, dipuji, disanjung dan dihormati, sebuah makna besar dalam dialetika
relasional, tanpa itu hidup hambar, kaya coklat selalu manis, kamu akan bosan
dengan hidup yang datar, kadang parsial itu adalah cermin dinamis kehidupan.
Suatu
hari aku pernah berbincang dengan temanku dalam sebuah organisasi, dalam
perbincangan itu, kita membahas tentang akan masuk kepartai apa jika kamu lulus
nanti dan ingin menjadi bagian dari perubahan,..kira-kira seperti itu
pertanyaannya. Aku menjaawab simple, “aku tidak akan masuk kepartai manapun,
aku bukan orang berpartai, biar independent, walaupun ga pernah ada tapi itu
yang aku pilih” jawab ku. Temanku itu menjawab tidak mau kalah, “tidak bisa
seperti itu, kita tidak akan menang atau bisa menjadi bagian perubahan jika
berpikir seperti itu, jangan sok idealis kalau berpikir” ujarnya..aku hanya
tersenyum kecil…jauh dala nalarku aku masih terus berpikir, apakh benar tanpa
berpartai kita tidak bisa menjadi perubahan?..pemikiran yang singkat tapi terus
menjadi akar besar dalam benak..Idealis, independent, perubahan, bukan berarti
kita akan hidup seorang diri, sebagaimana kodrat alam kita, bahwa kita adalah
makhluk social yang terus membutuhkan orang lain, namun untuk dapat merubah
sesuatu, tidak harus menjadi berpartai, berpartai yang terus tertekan oleh system
dan menjadi politik balas budi. Tidak seperti itu, tanpa itu kita msih bisa
berubah, berpikir sendiri tentang kedalaman fenomena adalah sebuah makna
perubahan, yang aku nalarkan…berpikir melalui konsep kritis dan menjadikan
sebuah solusi, terserah kamu akan berpikir dengan konsep barat, timur, timut
tengah sekalipun, selama itu adalah sebuah pembenaran, kamu akan tetap hidup
dalam rasa benar dan keraguan, namun itu yang mendasari adanya perubahan.
Kembali pada konsep
jangan sok idealis yang diucapkan temanku itu, idealis belum dimaknai secara
utuh jika ada seseorang yang bicara seperti itu, idealis adalah sebuah titik
dimana kamu telah mancapai proses yang kamu anggap tepat dan sesuai dengan
harapan, kamu akan statis disana dan berupaya mempertahankan keadaan itu. Jika
dimaknai sok idealis dan kamu tidak makan, maka makna idealis kamu berada
diluar jalur social, kamu salah memaknainya.
Idealis
didalam makna perubahan (kelompok mahasiswa)
Banyak
dari mahasiswa yang selalu dicerminkan konsep kritis, pemikir, idealis,
nasionalis, tapi juga tidak jarang yang di cerminkan persepsi negative seperti
hedonis dan acuh tak acuh, itu persimpangan makna yang banyak disetereotipkan
kepada mahasiswa, mereka memang adalah kelompok intelektual, tapi percaya atau
tidak, itu hanya sebuah pandangan positivis, jika kamu memandang dengan konsep
konstruktivistis, kamu akan temui berbagai celah dan lobang yang emnajdi cermin
buruk kelompok mahasiswa, tapi itu adalah sebuah realitas yang menjadi cermin
kelompok besar kehidupan bermasayarakat.
Idealis bagi mahasiswa
adalah mereka yang mampu berpikir besar dan menjalani proses hidup mereka
sesuai dengan siklusnya, terus berpikir kritis untuk mencapai titik benar dalam
dirinya. Tidak harus selalu dicermnkan dengan teriak dijalanan atau aksi
jalanan, namun dengan belajar berpikir filsafat pun kamu bisa dikatakan
idealis, dalam pengertian ini adalah kamu terus memaknai setiap peruabahn social
dalam lingkup fenomenologi social, yang kemudian kamu maknai mendalam dan
menjadikan sebuah acuan perubahan, karena kebenaran yang sejati ada dalam diri
individu itu sendiri, bukan dalam cerminan orang lain, karena kita percaya
bahwa dalam setiap diri manusia ada sebuah hati nurani. Berpikir sesuai porsi
pemikirannya bukan ikut terhanyut dalam system ajakan orang lain, dan
menjadikan kumpulan organisasi sebagai aksi gengsi dalam kehidupan itu sudah
kamu maknai idealis.
Komentar
Posting Komentar