Status manusia hanya satu, yakni sebagai hamba di hadapan yang maha kuasa. Itu sudah mutlak, lalu apa yang perlu kamu banggakan? Sebenarnya kita semua tahu jawabannya, tapi mengingkari dengan berbagai alibi. Alibi tersebut lahir dari rasa lapar, lapar akan pujian, lapar akan kekuasan, lapar akan harta. Akhirnya cukup menjadi manusia yang pura pura bodoh, padahal gelarnya setinggi langit. Sekali lagi, bukan karena tak tahu, tapi karena tak mau mengakui bahwa kita adalah hamba. Tak ada raja, tak ada dewa, semua sama adalah hamba. Maka biadab sekali ketika kita mengaku lebih baik dari orang lain, wajar jika Tuhan kemudian membenci orang yang tamak dan sombong. Sedikit saja kesombongan dalam diri kita, maka telah menghapus hakekat gelar yang kita miliki. Gelar yang hanya sebatas simbol sosial itu, akan tergerus maknanya, dan tak ada artinya, manakala kita merasa lebih tinggi, lebih penting bahkan lebih pintar dari orang lain. Iblis memang cerdik, tak mampu memb...
Credit foto : Detik.com Petruk bingung, belakangan, panggung media sosial hingga media massa, bahkan pos ronda ramai dengan berita tentang seorang Gus yang merupakan utusan presiden sekaligus tokoh ulama berseteru dengan netizen. Yah, petruk bilang berseteru dengan netizen karena bapak penjual es teh yang disebut "goblok" oleh utusan presiden itu tak berseteru langsung. Hanya saja hatinya mungkin merasa tersakiti ketika ucapan utusan presiden itu terlontar dengan lantang didepan hadirin yang banyak. Tapi kembali lagi hati orang siapa yang tahu. Tapi, ucapan pedas yang katanya hanya candaan itu ternyata menusuk dalam di relung hati banyak warganet. Terang saja, balasan hujatan terlontar lebih dari kata "goblok" pada utusan presiden itu. Luapan kekesalan netizen ditumpah ruahkan di berbagai platform media sosial. Memang jangan sepelekan warganet atau netizen, kekuatannya lebih hebat daripada sebatas kekuatan orang dalam. Karena penjual es teh disakiti, semua netize...