Langsung ke konten utama

Intuisi dan Instrospeksi Moral

sapa malam ini masih dengan cerita lama yang masih penuh dengan harapan ..,bukan sok idealis atau sok bener hanya ingin share tentang apa yang ku tahu dan yang ku pahami...
ga banyak tapi cukuplah untuk memaknai setiap detik yang hilang...

alhamdulillah aku masih bisa berpikir, seperti yang kamu tahu, sebagai seorang manusia kita tidak selalu dapat hidup dengan pujian apapun, hidup yang ideal dan nyaman bukan dengan pencitraan yang aku yakin hanya akan membuat kamu tertekan dan tidak pernah nyaman dengan setiap perubahan yang kamu lakukan..
apa sih hidup tanpa kamu punya jati diri?
ga bermakna ..
dipuja dan dipuji dengan semua ironi dan hiperbola yang tergambar dari setiap ucapan mu, dimana letak bahagianya saat orag lain sadar kamu telah bebrbohong pada mereka...

filsafat memiliki intuisi sebagai rasional dan superior terhadap berpikir analitik, beberapa ahli filsafat memandang intuisi bersifat tidak pernah salah, bukan sebuah hasil analisis hanya sebatas sebuah skeptis dan keingin tahuan atas berbagai fenomena di dunia.

aksiologi memiliki filsafat moral tapi tidak punya yang kamu sebut nurani intra personal..seberapa besar kah pengaruh kamu ingin terlihat baik dimata orang lain, sebegitu buruk kamu dalam pertimbangan nurani sendiri..jika nurani tidak pernah merasa bimbang, itu berarti hal yang benar kamu lakukan...masih sedikit muak dengan pencitraan yang banyak orang lakukan, dengan berbagai cara mereka mencari ajti diri palsu yang mereka temukan dialam antah berantah..jika setiap manusia terus berpikir bahwa moral adalah sebuah pembenaran dari setiap tingkah laku, untukku tidak..moral hanya berada dalam nurani, jika bicara kebenaran itu ada dalam setiap nuranii manusia, tidak mungkin nurani membodohi diri mereka sendiri, jadi percayalah pada setiap substansi moral yang ada dalam diri manusia itu...

sebenarnya aku baru tersadar dari sebuah kesalahan dalam berpikir..hmm,..seorang gadis memberikanku makna besar dalam setiap pemikiranku, tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa mendatang, hanya aku selalu bangga dapat tersenyum dengan dia sebagai cermin dibalik perubahan pemikiran..
 biarlah berpikir menjadi sebuah kemauan bukan saebuah kecerdasan yang malah akan berada pada jajaran picik seseorang nantinya..

tutup malamnya..senyum hatinya..
ya berdoalah, semoga masih menjadi manusia yang tidak menguapkan etika untuk mendapatkan segalanya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLITIK DAN KETIDAK DEWASAANNYA

D"opini" “Semakin dewasa perpolitikan itu semakin terlihat kacau, antara yang memaknai dan yang berperan dalam mendefinisikan kacau, elit hilir mudik mencari cara untuk membentuk kemenangan dengan jalan prestisius dalam anggapannya” Apa yang kita paham tentang politik? Apa yang kita paham tentang kedewasaan? Adakah kaitan dari kedua kata ini? Politik dan kedewasaan adalah sebuah proses saling bertoleransi dan saling bersikap untuk sebuah upaya yang lebih baik melalui sistem kesadaran. Jika kita berbicara politik dan kedewasaannya, maka kita akan membicarakan sebuah sistem yang telah tertata rapi dan telah terbentuk dengan sangat detail sehingga orang diluar atau actor politik akan dapat memahami alur yang berkembang. Sistem yang dimaksud adalah sebuah sistem yang berlandaskan kesadaran. Sistem yang berlandaskan kesadaran adalah tingkatan sistem yang telah mencapai titik sempurna dan telah berada dalam tingkatan teratas dari berbagai sistem yang ada, sebu...

Tentang "Jadi" Jurnalis

Menjadi seorang jurnalis adalah sesuatu yang berbeda. Walau tak sekeren profesi lain semisal dokter, PNS, pegawai BUMN atau lainnya yang berseragam. Tidak hanya kalah keren, tapi profesi ini pun belakangan lebih sering bergelut dengan stigma. Banyak kalangan yang menilai profesi ini tidak lebih dari sekedar mencari kesalahan orang. Lalu menukarnya dengan rupiah. Ah kejam sekali mereka yang berpandangan demikian. Tapi ku kira bukan hal yang salah juga pandangan itu muncul. Bagaimana tidak sitgma itu muncul, jika kemudian “kartu pers” bisa dengan mudah dibuat. Bisa dengan mudah digunakan sebagai kartu sakti. Mending kalau kartu itu digunakan oleh orang yang tepat, orang yang paham akan fungsi dan etikanya. Jika digunakan oleh segelintir oknum, rasanya itu yang membuat stigma ini muncul. Seharusnya ada pembatasan dan aturan, yang bisa menjaga ini. Agar tak sembarang orang bisa mengidentikan dengan profesi jurnalis dan sedikit-sedikit atas nama “Pers”. Bayangkan, ketika kartu sakti...

Perkara Gus dan Pedagang Es teh

  Credit foto : Detik.com Petruk bingung, belakangan, panggung media sosial hingga media massa, bahkan pos ronda ramai dengan berita tentang seorang Gus yang merupakan utusan presiden sekaligus tokoh ulama berseteru dengan netizen. Yah, petruk bilang berseteru dengan netizen karena bapak penjual es teh yang disebut "goblok" oleh utusan presiden itu tak berseteru langsung. Hanya saja hatinya mungkin merasa tersakiti ketika ucapan utusan presiden itu terlontar dengan lantang didepan hadirin yang banyak. Tapi kembali lagi hati orang siapa yang tahu. Tapi, ucapan pedas yang katanya hanya candaan itu ternyata menusuk dalam di relung hati banyak warganet. Terang saja, balasan hujatan terlontar lebih dari kata "goblok" pada utusan presiden itu. Luapan kekesalan netizen ditumpah ruahkan di berbagai platform media sosial.  Memang jangan sepelekan warganet atau netizen, kekuatannya lebih hebat daripada sebatas kekuatan orang dalam. Karena penjual es teh disakiti, semua netize...